f Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara Dari Para Pendekar Nasional

Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara Dari Para Pendekar Nasional

Jumat, 26 Juli 2019, Juli 26, 2019
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Infоrmаѕі bіѕnіѕ tеrbаіk 2020.

Pеѕаn-Pеѕаn Pеrjuаngаn/Kаtа Mutіаrа dаrі Pаrа Pаhlаwаn Nаѕіоnаl- Sahabat, jumlah Pahlawan Nasional Indonesia ada 168 yang antara lain : Martha Christina Tiahahu, Harun Thohir (Kopral KKO Harun bin Said, Thohir bin Mandar, Tahir), Radin Inten II (Radin Inten II gelar Kesuma Ratu), Supriyadi (Soedanco Soeprijadi, Suprijadi), Slamet Riyadi (Brigjen. Ignatius Slamet Rijadi), Wolter Monginsidi (Robert Wolter Monginsidi), Halim Perdanakusuma (Marsda. Abdul Halim Perdana Kusuma), R. A. Kartini (Raden Adjeng Kartini, Raden Ayu Kartini), Usman Janatin (Serda. KKO. Oesman Djanatin bin Haji Mohammad Ali), Pierre Tendean (Kapten CZI. Pierre Andreas Tendean), Bau Massepe (Letjen. Andi Abdullah Bau Massepe), I Gusti Ngurah Rai (Brigjen I Gusti Ngurah Rai), Iswahyudi (Marsma. R. Iswahjoedi), Arie Frederik Lasut (A.F. Lasut), Adisucipto (Marsda. Mas Agustinus Adisoetjipto), Ranggong Daeng Romo, Supeno (Soepeno), Pattimura (Kapitan Pattimura, Thomas Matulessy), Sudirman (Jenderal Besar Raden Soedirman), dan Pahlawan Nasioanal yang lain, namun kali ini saya akan mengarsipkan pesan usaha dari 15 Pahlawan Nasional, sebagai berikut :

Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional

1. Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі Pаhlаwаn Nаѕіоnаl Nуі Agеng Sеrаng

Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional
 Nуі Agеng Sеrаng

Nyi Ageng Serang berjulukan asli Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi (Serang, Purwodadi, Jawa Tengah, 1752 - Yogyakarta, 1828) yaitu seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah anak Pangeran Natapraja yang menguasai wilayah terpencil dari kerajaan Mataram tepatnya di Serang yang kini wilayah perbatasan Grobogan-Sragen. Setelah ayahnya wafat Nyi Ageng Serang menggantikan kedudukan ayahnya. Nyi Ageng Serang adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga, ia juga mempunyai keturunan seorang Pahlawan nasional yakni Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Ia dimakamkan di Kalibawang, Kulon Progo. Ia pahlawan nasional yang nyaris terlewatkan,mungkin karena namanya tak sepopuler R.A. Kartini atau Cut Nyak Dhien tetapi ia sangat berjasa bagi negeri ini.Warga Kulon Progo mengabadikan monumennya di tengah kota Wates berupa patungnya yang sedang menaiki kuda dengan gagah berani membawa tombak.

Pеѕаn Pеrjuаngаn Nуі Agеng Sеrаng : “ Untuk keselamatan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, alasannya adalah Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya “.
( Disampaikan pada dikala Nyi Ageng Serang menyimak unek-unek keprihatinan para pengikut / rakyat, akhir perlakuan kaum penjajah ).

2. Pеѕаn Pаhlаwаn Nаѕіоnаl Jеndеrаl Sudіrmаn

Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional
 Jеndеrаl Sudіrmаn

Jenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun ialah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman berkembang menjadi seorang siswa bersungguh-sungguh; ia sangat aktif dalam aktivitas ekstrakurikuler, tergolong mengikuti program kepanduan yang dilakukan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai memberikan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat sebab ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia mulai melakukan pekerjaan sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di sekolah dasar Muhammadiyah; ia juga aktif dalam kesibukan Muhammadiyah yang lain dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas.Baca selengkapnya di https://id.wikipedia.org/wiki/Soedirman

Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі jеndеrаl Sudіrmаn : “ Tempat saya yang terbaik yakni ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah Tentara Nasional Indonesia akan berjuang terus”.
( Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan
Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, ketika menjawab pernyataan
Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat
sakitnya ).

3. Pеѕаn Pаhlаwаn Nаѕіоnаl Prоf. DR. R. Sоеhаrѕо

Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional

Prof. Dr. Suharso (lahir di Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, 13 Mei 1912 - meninggal di Solo, Jawa Tengah, 27 Februari 1971 pada umur 58 tahun) yaitu dokter mahir bedah, pahlawan nasional Indonesia, dan pendiri Pusat Rehabilitasi Profesor Dokter Suharso yang merupakan kawasan merawat penderita cacat jasmani.

Pеѕаn реrjuаngаn dаrі Prоf. Dr. Suhаrѕо : “ Right or Wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru ketika itu pula kita wajib memperbaikinya “.
( Pernyataannya sebagai seorang nasionalis dan patriot ).

4. Pеѕаn Pеrjuаngаn Prоf. Mоh. Yаmіn, SH 

Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional
 Prоf. Mоh. Yаmіn, SH

Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. (lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 24 Agustus 1903 – meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1962 pada umur 59 tahun) adalah sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan andal aturan yang sudah dihormati sebagai hero nasional Indonesia. Ia merupakan salah satu perintis puisi modern Indonesia dan aktivis Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji keindonesiaan" yang menghipnotis sejarah persatuan Indonesia

Pеѕаn реrjuаngаn dаrі Prоf. Mоhаmmаd Yаmіn : “ Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi sungguh-sungguh disokong oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri “.
( Disampaikan pada konggres II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang
didatangi oleh berbagai perkumpulan cowok dan pelajar, dimana ia menjabat
selaku sekretaris ).

5. Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі Suрrіуаdі

Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional

Soeprijadi/Supriyadi (lahir di Trenggalek, Jawa Timur, 13 April 1923 - tidak diketahui) yaitu hero nasional Indonesia dan pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet Presidensial, tetapi digantikan oleh Imam Muhammad Suliyoadikusumo pada 20 Oktober 1945 sebab Supriyadi tidak pernah timbul. Bagaimana dan di mana Supriyadi wafat, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. ( https://id.wikipedia.org/wiki/Soeprijadi )

Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі Suрrіуаdі : “ Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun honor yang tinggi“.
( Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin konferensi belakang layar yang didatangi beberapa anggota Peta untuk melakukan pemberontakan melawan pemerintah Jepang ).

6. Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі  Tеuku Nуаk Arіf

Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional
Teuku Nyak Arif yaitu Pahlawan Nasional Indonesia. Ia juga merupakan Residen/gubernur Aceh yang pertama periode 1945–1946. Pada masa usaha kemerdekaan Indonesia, dikala Volksraad (badan legislatif) dibentuk, Teuku Nyak Arif terpilih selaku wakil pertama dari Aceh. Teuku Nyak Arief dilahirkan di Ulèë Lheue, Kutaraja (kini Banda Aceh) pada tanggal 17 Juli 1899. Ayahnya yakni seorang Ulèë Balang berjulukan Teuku Nyak Banta, ibunya bernama Cut Nyak Rayeuk. Kedudukan Teuku Nyak Banta yaitu sebagai Panglima Sagi 26 Mukim wilayah Aceh Besar.

Dalam kondisi sakit Teuku Nyak Arief masih menimbang-nimbang tawanan lainnya dan kondisi rakyat Aceh kebanyakan. T. Nyak Arif meninggal pada tanggal 4 Mei 1946 di Takengon. Ia sempat berpesan terhadap keluarganya: "Jangan menaruh dendam, sebab kepentingan rakyat mesti ditaruh di atas segala-galanya". Jenazahnya dibawa ke Kutaraja dan dikebumikan di tanah pemakaman keluarga di Lamreung, dua kilometer dari Lamnyong. ( https://id.wikipedia.org/wiki/Teuku_Nyak_Arif )

Selain pesan tersebut, Teuku Nyak Arif juga memberikan pesan perjuangan yang disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arifmenjadi Wakil Ketua DPR seluruh Sumatera, yang isi pesannya : “ Indonesia merdeka mesti menjadi tujuan hidup kita bareng “

7. Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі  Abdul Muіѕ

Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional

Abdoel Moeis (bahasa Arab: عبد المعز 'Abd Al-Mu'iz) (lahir di Sungai Puar, Agam, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) ialah seorang sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia. Dia merupakan pengurus besar Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad mewakili organisasi tersebut. Abdul Muis dikukuhkan selaku Pahlawan Nasional yang pertama oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959. ( https://id.wikipedia.org/wiki/Abdoel_Moeis )

Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі  Abdul Muіѕ : “ Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, kalau memang mau berjuang “.
( Menceritakan pengalamannya di mancanegara terhadap para perjaka
di Sulawesi, ketika Abdul Muis melaksanakan kunjungan ke Sulawesi selaku
anggota Volksraad dan sebagai wakil SI ).

8. Pеѕаn Pаhlаwаn Nаѕіоnаl Pаngеrаn Sаmbеrnуоwо / KGPAA Mаnkunеgоrо I

Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I alias Pangeran Sambernyawa alias Raden Mas Said (lahir di Kraton Kartasura, 7 April 1725 – meninggal di Surakarta, 28 Desember 1795 pada umur 70 tahun) ialah pendiri Praja Mangkunegaran, suatu kadipaten agung di wilayah Jawa Tengah pecahan timur, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ayahnya bernama Pangeran Arya Mangkunegara Kartasura dan ibunya bernama R.A. Wulan.

Julukan Pangeran Sambernyawa diberikan oleh Nicolaas Hartingh, gubernur VOC, alasannya di dalam pertempuran RM. Said selalu membawa akhir hayat bagi musuh-musuhnya.

Ia menikah dengan seorang perempuan petani bernama Rubiyah, yang terkenal dengan julukannya "Matah Ati"

Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі Pаngеrаn Sаmbеrnуоwо / KGPAA Mаnkunеgоrо I : 
  • Rumоngѕо mеlu hаndаrbеnі ( mеrаѕа іkut mеmіlіkі )
  • Wаjіb mеlu hаngrungkеbі ( wаjіb іkut mеnjаgа )
  • Mulаt ѕаrіо hаngrоѕо wаnі ( mаwаѕ dіrі dаn bеrаnі bеrtаnggung jаwаb ).
( Merupakan prinsip Tri Dharma yang dikembangkan oleh Mangkunegoro I ).

9. Pеѕаn Pаhlаwаn Nаѕіоnаl Pаttіmurа

“Pattimura-pattimura renta boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura
muda akan berdiri”
( Disampaikan pada dikala akan digantung di Kota Ambon tanggal 16 Desember 1817 ).

10. Pеѕаn Pаhlаwаn Nаѕіоnаl Sіlаѕ Pараrе

“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku”
( Disampaikan pada ketika memperjuangkan Irian Barat / Papua agar terlepas dari belenggu kolonialisme Belanda dan kembali bergabung dengan NKRI).

11. Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі Bung Tоmо

“Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan”.
(Pidato Bung Tomo melalui Radio Pemberontakan)
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang mampu membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapapun juga.”
(Pidato Bung Tomo di radio pada saat pertempuran menghadapi Inggris di Surabaya bulan November 1945)

12. Gubеnur Surуо

“Berulang-ulang sudah kita katakan, bahwa perilaku kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali”
(Pidato Gubernur Suryo di radio menjelang pertempuran 10 November 1945
di Surabaya)

13. Sоеkаrnо

“Berikan saya 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan berikan saya 10 cowok, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
“Bangsa yang besar yaitu bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”
(Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961)
“Bangsa yang tidak yakin terhadap kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka”
(Pidato HUT Proklamasi 1963)

14. Mоh. Hаttа

“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat diketahui namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita”
“Jatuh bangunnya negara ini, sungguh tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin
pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan
gambar seuntaian pulau di peta. Jangan menginginkan bangsa lain respek
terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara
sebangsa, menghancurkan dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”

15. R.A. Kаrtіnі
“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan menjinjing aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tidak dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung”.

16. Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі Kі Hаjаr Dеwаntаrа
"Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi pola), Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat), dan Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan)"

(Semboyan yang diajarkan dikala Ki Hajar Dewantara merintis Taman Siswa yang didirikan pada tahun 1922 dan hingga kini masih digunakan dalam dunia pendidikan).

Demikian ihwal Pеѕаn Pеrjuаngаn dаrі 16 Pаhlаwаn Nаѕіоnаl. Sеmоgа bеrmаnfааt
Sumber https://www.websitependidikan.com/

Selain selaku media keterangan pendidikan, kami juga berbagi postingan terkait bisnis.

Artіkеl bіѕnіѕ dаn іnvеѕtаѕі

TerPopuler